taburan

Jumat, 21 Maret 2014

CONTOH BIOMA DI INDONESIA


Bioma Hutan Hujan Tropis




Hutan Hujan Tropis
Hutan Hujan Tropis
 Hutan hujan tropis memiliki empat lapisan utama. Masing-masing lapisan merupakan tempat hidup tanaman dan hewan yang berbeda yang telah beradaptasi untuk hidup di wilayah tersebut. 

Tajuk Kanopi (emergent) berada di ketinggian lebih dari 30 m dari permukaan tanah, tajuk ini bisa sendiri-sendiri atau kadang-kadang menggerombol, namun tak banyak. Tajuk pohon hutan hujan tropis rapat oleh cabang dan daun. Hal ini menyebabkan sinar matahari tidak dapat menembus hingga ke lantai hutan. Di tajuk ini juga dijumpai tumbuh-tumbuhan yang memanjat, menggantung, dan menempel pada dahan-dahan pohon semisal rotan, anggrek, dan jenis paku-pakuan. Elang, kupu-kupu, kelelawar dan monyet tertentu mendiami lapisan ini.
Kanopi atas (upper canopy), memiliki ketinggian antara 24–36 m memungkinkan cahaya mudah diperoleh di bagian atas lapisan ini, tetapi mengurangi cahaya ke bagian bawah. Sebagian besar hewan hutan hujan hidup di kanopi atas. Burung, serangga, kelelawar dan primata tertentu mendiami lapisan ini. Di bagian ini tersedia begitu banyak makanan (buah dan dedaunan) menyebabkan beberapa hewan tidak pernah turun ke lantai hutan. Kanopi, berdasarkan penelitian, adalah rumah bagi 50 persen dari semua spesies tanaman.
Bawah kanopi (understory) adalah terletak antara kanopi dan lantai hutan, terdiri dari pohon-pohon muda, pohon-pohon yang tertekan pertumbuhannya, atau jenis-jenis pohon yang tahan naungan. Bawah kanopi merupakan rumah bagi sejumlah besar serangga, burung, ular dan kadal, serta predator seperti jaguar, boa dan macan tutul.
Lantai hutan (forest floor) biasanya benar-benar terhalang dari cahaya. Jenis-jenis tumbuhan yang hidup adalah yang toleran terhadap naungan. Di lantai hutan tumbuh jenis liana yang melilit dan mengait cabang untuk mencapai tajuk kanopi. Jenis kehidupan yang tidak begitu memerlukan cahaya, seperti halnya aneka kapang, jamur, dan organisme pengurai (decomposer: rayap, cacing tanah) hidup dan berkembang. Dedaunan, buah-buahan, ranting, dan bahkan batang kayu yang rebah, segera menjadi busuk diuraikan oleh aneka organisme tadi. Panas dan kelembaban membantu untuk memecah organisme yang mati. Bahan organik hasil penguraian kemudian dengan cepat diserap oleh akar pohon.

Hutan Hujan Tropis 
 Flora
 Udara di bawah kanopi hampir selalu lembab. Pohon-pohon mengeluarkan air melalui pori-pori daun (stomata). Proses penguapan ini disebut transpirasi. penguapan ini menyebabkan setengah dari curah hujan di hutan hujan.
 Lebih dari 2.500 spesies tanaman merambat tumbuh di hutan hujan. Liana tumbuh dari semak kecil yang tumbuh di lantai hutan, ia menumbuhkan sulur untuk menggapai pohon dan mencapai sinar matahari di atas kanopi. Tanaman merambat tumbuh dari satu pohon ke pohon lain dan membentuk 40% dari daun kanopi. Rotan anggur memiliki duri di bagian bawah daunnya yang menunjuk ke belakang sebagai pegangan anakan pohon.
Tidak ada spesies dominan di hutan hujan tropis. Pohon dari spesies yang sama sangat jarang ditemukan tumbuh berdekatan. Keragaman hayati dan pemisahan spesies mencegah kontaminasi massal dan kematian dari penyakit atau karena pertumbuhan serangga. Keanekaragaman hayati juga menjamin bahwa akan ada cukup serbuk sari untuk mengurus kebutuhan setiap spesies. Hewan tergantung pada bunga-buah tanaman sebagai pasokan makanan sepanjang tahun.
Fauna
Kehidupan fauna sangat beragam. Hewan-hewan penghuni hutan hujan tropis berupa mamalia, burung, reptil, amfibi, dan serangga. Karakteristik hewan ini adalah memiliki warna-warna cerah dengan pola yang tajam, bersuara keras, dan ketergantungan pada buah-buahan.Hewan-hewan yang hidup di hutan hujan tropis diantaranya adalah Kupu-kupu, Kumbang, Kupu-kupu Sayap Bening, Capung, Kupu-kupu Burung Hantu, Ulat Kaki Seribu, Belalang Sembah, Lutung Gading, Monyet, Gorilla, Lemur, Kera, Orangutan, Macan, Ocelot, Kerbau, Babi Rusa, Kelelawar, Kapibara, Rakun, Gajah, Pemakan Semut Raksasa, Berang-Berang Sungai, Tapir Malaya, Badak, Tapir, Babi Hutan, Beo Abu-Abu Afrika, Enggang, Nuri Hitam, Kasuari Gelambir Ganda, Kasuari Leher Emas, Bangau Bluwok, Motmot, Merpati Nicobar, Beo, Merak, Nuri Pelangi, Nuri Merah, Enggang Badak, Scarlet Ibis, Scarlet Macaw, Swainson's Toucan, Toucan, Kakaktua Kuning, Kadal, Anole, Bunglon, Iguana Fiji, Tokek Mata Hijau, Iguana, Bunglon Daun, Leaf-Tailed Gecko, Biawak Rawa, Biawak Air, Ular, Boa Constrictor, Piton Pohon Hijau, Buaya, Caiman/Alligator, Katak, Blue Poison Dart Frog, Giant Monkey Frog, Green Poison Dart Frog, Katak Emas Panama, Katak Tomat, Ikan Angelfish, Neon Tetras, Discus, lele, Danios, Gurame, ikan adu.


Fauna Hutan Hujan Tropis
Deforestasi
Wilayah hutan hujan makin berkurang karena dibuka, ditebangi, dan dimusnahkan. Tanaman dan hewan yang hidup di hutan-hutan ini, harus mencari tempat tinggal baru atau menghadapi kepunahan.
Manusia adalah penyebab utama hilangnya hutan. Manusia menebangi hutan hujan untuk mengambil kayu untuk bangunan, bahan dasar kertas dan kayu untuk membuat api. Manusia membuka hutan sebagai lahan pertanian. Hutan juga dibuka sebagai tempat untuk tinggal. Selain itu hutan dibuka dengan alasan pembangunan.

Deforestasi
Manfaat Hutan Hujan
Hutan hujan sangat penting bagi ekosistem global. Hutan hujan menyediakan rumah bagi banyak tumbuhan dan hewan termasuk diantaranya spesies yang terancam punah. Saat hutan ditebangi, banyak spesies yang harus menghadapi kepunahan.
Hutan hujan membantu menstabilkan iklim dunia dengan cara menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Hutan hujan juga mempengaruhi kondisi cuaca lokal dengan membuat hujan dan mengatur suhu. Hutan hujan membantu menjaga peredaran air. Jika hutan hujan ditebangi, uap air yang masuk ke atmosfer akan semakin berkurang, dan hujan yang diturunkan pun turut berkurang, hal ini bisa menyebabkan kekeringan. 

Perbaikan
Hutan hujan saat ini semakin menyusut.  Setiap orang harus bekerja bersama dalam rangka menjaga hutan hujan dan kehidupan alam liarnya. Sehingga hutan hujan dapat bertahan agar anak-anak kita dapat menghargai dan menikmatinya.

Berikut ini langkah-langkah yang dapat kita lakukan untuk menyelamatkan hutan hujan.
  • Memberitahu orang lain mengenai pentingnya lingkungan dan bagaimana cara membantu menyelamatkan hutan hujan.
  • Memperbaiki ekosistem dengan menanam pepohonan di wilayah dimana hutan telah ditebang.
  • Menganjurkan orang lain untuk hidup dengan cara yang tidak merusak lingkungan.
  • Mengalokasikan tempat perlindungan hutan hujan dan alam liarnya.
  • Mendukung perusahaan-perusahaan yang mematuhi peraturan yang meminimalkan kerusakan terhadap lingkungan.
Hal-hal yang dapat kita lakukan di rumah untuk mengurangi kerusakan lingkungan.
  • Matikan lampu saat tidak dibutuhkan. Saat bola lampu perlu diganti, gantilah dengan lampu hemat energi
  • Jangan boros air
  • Daur ulang
  • Kendarai mobil hemat bensin dan matikan AC yang tidak perlu.
Hal-hal yang dapat kita lakukan untuk menyelamatkan hutan hujan:
  • Jangan membeli produk yang dibuat dari kulit hewan.
  • Jangan membeli hewan peliharaan langka yang ditangkap dari hutan.
  • Beli kertas daur ulang.
  • Jangan membeli produk kayu dari Indonesia, Malaysia, Brazil, atau Afrika kecuali kita tahu kayu-kayu tersebut berasal dari suplier ramah lingkungan. Cara mudah untuk mengetahui apakah kayu tersebut aman bagi hutan hujan adalah bila memiliki label sertifikasi. Sebagai contoh label sertifikasi adalah "FSC-certified" yang berarti kayu tersebut berasal dari hutan yang diatur secara berkepanjangan.
  • Belajar lebih banyak mengenai hutan hujan serta tumbuhan dan hewan yang hidup di dalamnya.
  • Ceritakan pada teman dan orang tua tentang pentingnya hutan hujan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar