PENUNTUT ILMU WAJIB MENGHORMATI GURU DAN BERTERIMA KASIH KEPADANYA
Seorang penuntut ilmu wajib menghormati ustadz (guru)nya yang telah
mengajarnya, wajib beradab dengan adab yang mulia, juga harus berterima
kasih kepada guru yang telah mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepadanya.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak termasuk golongan kami; orang yang tidak menghormati yang
lebih tua, tidak menyayangi yang lebih muda, dan tidak mengetahui hak
seorang ulama” [3]
Syaikh al-‘Allamah ‘Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullaah
berkata, “Seorang penuntut ilmu harus memperbaiki adabnya terhadap
gurunya, memuji Allah yang telah memudahkan baginya dengan memberikan
kepadanya orang yang mengajarkannya dari kebodohannya, menghidupkannya
dari kematian (hati)nya, membangunkannya dari tidurnya, serta
mempergunakan setiap kesempatan untuk menimba ilmu darinya.
Hendaklah ia memperbanyak do’a bagi gurunya, baik ketika ada maupun ketika tidak ada.
Karena, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
“Barangsiapa telah berbuat kebaikan kepadamu, maka balaslah
kebaikannya itu. Jika engkau tidak mendapati apa yang dapat membalas
kebaikannya itu, maka berdo’alah untuknya hingga engkau menganggap bahwa
engkau benar-benar telah membalas kebaikannya.” [4]
Adakah kebaikan yang lebih agung daripada kebaikan ilmu? Padahal,
setiap kebaikan itu akan terputus kecuali kebaikan ilmu, nasihat dan
bimbingan.
Setiap masalah yang dimanfaatkan oleh setiap manusia dan orang yang
mengambil ilmu darinya, maka manfaatnya akan diperoleh oleh orang yang
mengajarkannya dan juga penuntut ilmu dan orang lain. Sebab, hal itu
adalah kebaikan yang senantiasa mengalir kepada pemiliknya.”
Syaikh as-Sa’di rahimahullaah melanjutkan, “Temanku telah mengabarkan
kepadaku -ketika itu gurunya telah meninggal- ketika ia telah berfatwa
dalam suatu masalah dalam ilmu faraaidh (ilmu waris) bahwa ia melihat
gurunya dalam mimpi membaca di dalam kuburnya. Ia berkata, ‘Masalah si
fulan yang engkau berfatwa mengenainya, pahalanya telah sampai
kepadaku.’
Ini adalah perkara yang telah dikenal dalam syari’at,
“Barangsiapa membuat contoh yang baik, maka ia memperoleh pahalanya
dan pahala orang yang mengamalkannya sampai hari Kiamat.” [5]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar